Yen Melambung Versus Dolar, Otoritas Jepang Diduga Intervensi Pasar
Monday, April 29, 2024       13:52 WIB

Ipotnews - Yen tiba-tiba melesat versus dolar, Senin, dengan trader mengutip intervensi pembelian yen oleh otoritas Jepang untuk mencoba menopang mata uang tersebut yang baru-baru ini jatuh ke level yang terakhir terlihat selama tiga dekade lalu.
Dolar turun tajam menjadi 155,01 yen dari setingginya 160,245 pada awal sesi. Sumber perdagangan mengatakan bank-bank Jepang terlihat menjual dolar untuk yen. Terakhir, dolar berada di posisi 156,21 yen, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (29/4).
Trader ketar-ketir selama beberapa minggu terakhir atas tanda-tanda tindakan Tokyo guna mendukung mata yen jatuh 11% terhadap dolar sepanjang tahun ini. Kejatuhan yen ke posisi terendah dalam 34 tahun terjadi meski Jepang keluar dari suku bunga negatif, bulan lalu, dengan trader memperkirakan suku bunga Jepang akan tetap rendah untuk beberapa waktu.
Wakil Menteri Keuangan Jepang, Masato Kanda, menolak berkomentar ketika ditanya apakah pemerintah telah melakukan intervensi.
"Saya tidak akan berkomentar sekarang," kata Kanda, yang merupakan Wamenkeu untuk Urusan Internasional.
Kementerian Keuangan Jepang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, karena pasar di negara tersebut tutup untuk hari libur nasional, Senin.
Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda mengatakan pada konferensi pers setelah pertemuan pekan lalu bahwa kebijakan moneter tidak secara langsung menargetkan nilai mata uang, meski volatilitas nilai tukar dapat mempunyai dampak ekonomi yang signifikan.
Yen bergerak hampir 3,5 yen antara 158,445 dan 154,97, Jumat, ketika trader melampiaskan kekecewaan mereka setelah Bank of Japan mempertahankan pengaturan kebijakannya tidak berubah dan menawarkan sedikit petunjuk mengenai pengurangan pembelian obligasi pemerintah Jepang (JGB) - sebuah langkah yang mungkin bisa memberikan landasan untuk yen.
Yen berada di bawah tekanan karena suku bunga AS naik dan suku bunga Jepang tetap mendekati nol, mendorong uang tunai keluar dari yen dan masuk ke dolar guna mendapatkan apa yang disebut "carry".
Dugaan intervensi ini terjadi hanya beberapa hari menjelang tinjauan kebijakan Federal Reserve pada 1 Mei, dengan investor sudah mengantisipasi penundaan penurunan suku bunga the Fed setelah serangkaian data inflasi AS yang kaku, dan ketika sejumlah petinggi termasuk Chairman Jerome Powell menekankan bahwa rencana tersebut bergantung pada data.
Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang tiga kali pada 2022, menjual dolar untuk membeli yen, pertama di September dan sekali lagi di Oktober ketika yen merosot menuju 152 terhadap dolar, yang merupakan level terendah dalam 32 tahun pada saat itu. Tokyo diperkirakan menghabiskan sebanyak 9,2 triliun yen (USD60,78 miliar) untuk mempertahankan mata uangnya.
Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan awal bulan ini sepakat untuk "berkonsultasi secara dekat" mengenai pasar mata uang dalam sebuah peringatan yang jarang terjadi dan Tokyo meningkatkan retorikanya terhadap pergerakan yen yang berlebihan.
Yen juga mencapai posisi terendah dalam beberapa tahun terhadap euro, dolar Australia, dan yuan China.
"Pergerakan hari ini, jika merupakan intervensi otoritas, kemungkinan besar bukan sebuah tindakan one-and-done," kata Nicholas Chia, analis Standard Chartered Bank di Singapura.
"Kita mungkin bisa memperkirakan lebih banyak tindak lanjut dari Kementerian Keuangan jika USD-JPY bergerak ke 160 lagi. Dalam arti tertentu, level 160 mewakili ambang batas yang menyakitkan, atau batas baru bagi otoritas." (ef)

Sumber : Admin